Masih menyambung cerita indah beberapa hari di Sumatera Barat, kalau postingan pertama fokus ke acara seminar dan juga kopdar tapi kali ini mau ke acara jalan-jalannya. Eh ngak dink, hanya menikmati perjalanan pulang ajha sambil melihat-lihat keindahan yang terlihat bahkan yang tersembunyi. Waaaw ternyata sungguh indah. Dari hal sederhana saja menimbulkan sesuatu hal yang luar biasa. Maha sempurna sang pemilik ciptaan.
Diawali dari rencana pulang seminar menikmati matahari terbenam di Taplau, tapi gagal. Hal ini dikarenakan hujan badai (lebaay padahal cuma hujan deras ajha pun). Perjuangan untuk sampai ke ujung batu itu penuh darah padahal, maksudnya darahnya ilang-ilang timbul gitu sangkin takutnya melewati batu-batu besar itu. Eee sampai di ujung dengan semangat narsish yang sudah memuncak, malah hujan lebat. Kebayang aja dari rumah tidak ada rencana kalau pulang seminar mau langsung ke Taplau, jadi ya na pake wedges donk secara acaranya di hotel gitu, masak pakai cendal dank. Eee harus melewati batu-batu itu dengan wedges, akhirnya si datuk suruh bukak, risih dia mungkin lihat kok ke Laut pake wedges#ampuuun datuuuk. Perjuangan untuk sampai ke mobil lebih susah mana diserang hujan dari belakang (ndak paten hujan ni beraninya main keroyokan). Alhasil sampai di mobil dengan punggung basah.
Menikmati keindahan alamnya dilanjutkan ketika perjalanan pulang dari Padang ke Pekanbaru. Niatnya sich berangkat subuh gitu jadi sampai di tempat yang direncanakan pagi-pagi banget. Tappi semuanya pada telat bangun, kecapek an buuu. Na yang duluan bangun, sholat bangunin mbak else. Habis itu mandi, lepas mandi baru dech satu persatu mulai bangun. Jam 7 pagi Na, Abi sama mbk else dah wangi kita beli sarapan dulu, yang lain belum pada mandi tinggal ajha di rumah. Sepanjang jalan menikmati jalan, beda ya suasana pagi di Padang dengan Pekanbaru. Sengaja kita cari sarapan jalan kaki (hadeeeh, naik boil pun ngak bisa nyetir). Jam 8-an kita berangkat dari Padang tujuannya lembah Anai. Sangkain menikmati air jatuh dari bawah. Ternyata tidaaak. Ijal ngajak naik ke atas. Ok lah, kita mendaki tanpa pemanasan terlebih dahulu. Hap..hap..hap, semangat ternyata sudah jauh ke atas salah jalan. Mana jalan pendakiannya licin, ternyata turun lebih licin. Alaaah maak, ampuuun.
Setelah jalan ke jalan yang benar rintangannya lebih berat. Gilaaa lewatnya di tepi jurang, takuuuut. Tapi untungnya saling support hingga akhirnya sampai di air terjun meskipun harus merelakan sendal hilang. Ahhhh air jatuh eh air terjuuuun, sudah lama tidak melihatnya. Semuanya antusias. Bang Ais yang pertama sekali menyemplungkan diri ke air, na pun tidak tahan berlama-lama berdiri membisu. Ke air juga ah...Puas menikmati keindahan air dan hutan kita melanjutkan perjalanan ke Bukit Tinggi. Disini pun masih sempat bernarsih ria di jam gadang sembari menunggu teman-teman yang belanja.
Dua hari di Sumatera Barat bersama teman-teman blogger sungguh menyenangkan. Kapan lagi ya bisa kayak gitu?
Diawali dari rencana pulang seminar menikmati matahari terbenam di Taplau, tapi gagal. Hal ini dikarenakan hujan badai (lebaay padahal cuma hujan deras ajha pun). Perjuangan untuk sampai ke ujung batu itu penuh darah padahal, maksudnya darahnya ilang-ilang timbul gitu sangkin takutnya melewati batu-batu besar itu. Eee sampai di ujung dengan semangat narsish yang sudah memuncak, malah hujan lebat. Kebayang aja dari rumah tidak ada rencana kalau pulang seminar mau langsung ke Taplau, jadi ya na pake wedges donk secara acaranya di hotel gitu, masak pakai cendal dank. Eee harus melewati batu-batu itu dengan wedges, akhirnya si datuk suruh bukak, risih dia mungkin lihat kok ke Laut pake wedges#ampuuun datuuuk. Perjuangan untuk sampai ke mobil lebih susah mana diserang hujan dari belakang (ndak paten hujan ni beraninya main keroyokan). Alhasil sampai di mobil dengan punggung basah.
Menikmati keindahan alamnya dilanjutkan ketika perjalanan pulang dari Padang ke Pekanbaru. Niatnya sich berangkat subuh gitu jadi sampai di tempat yang direncanakan pagi-pagi banget. Tappi semuanya pada telat bangun, kecapek an buuu. Na yang duluan bangun, sholat bangunin mbak else. Habis itu mandi, lepas mandi baru dech satu persatu mulai bangun. Jam 7 pagi Na, Abi sama mbk else dah wangi kita beli sarapan dulu, yang lain belum pada mandi tinggal ajha di rumah. Sepanjang jalan menikmati jalan, beda ya suasana pagi di Padang dengan Pekanbaru. Sengaja kita cari sarapan jalan kaki (hadeeeh, naik boil pun ngak bisa nyetir). Jam 8-an kita berangkat dari Padang tujuannya lembah Anai. Sangkain menikmati air jatuh dari bawah. Ternyata tidaaak. Ijal ngajak naik ke atas. Ok lah, kita mendaki tanpa pemanasan terlebih dahulu. Hap..hap..hap, semangat ternyata sudah jauh ke atas salah jalan. Mana jalan pendakiannya licin, ternyata turun lebih licin. Alaaah maak, ampuuun.
Setelah jalan ke jalan yang benar rintangannya lebih berat. Gilaaa lewatnya di tepi jurang, takuuuut. Tapi untungnya saling support hingga akhirnya sampai di air terjun meskipun harus merelakan sendal hilang. Ahhhh air jatuh eh air terjuuuun, sudah lama tidak melihatnya. Semuanya antusias. Bang Ais yang pertama sekali menyemplungkan diri ke air, na pun tidak tahan berlama-lama berdiri membisu. Ke air juga ah...Puas menikmati keindahan air dan hutan kita melanjutkan perjalanan ke Bukit Tinggi. Disini pun masih sempat bernarsih ria di jam gadang sembari menunggu teman-teman yang belanja.
Dua hari di Sumatera Barat bersama teman-teman blogger sungguh menyenangkan. Kapan lagi ya bisa kayak gitu?
0 komentar on "Sumatera Barat dan Kenangan"
Posting Komentar