Dua hal inilah yang selalu terbayangkan oleh saya tatkala melihat tayangan musik dan juga menonton tayangan televisi beberapa waktu yang lalu. Semua acara merupakan acara dewasa. Lantas kemana perginya tayangan anak-anak seperti yang sering saya saksikan ketika belasan tahun yang lalu?
Jika sekarang tayangan didominasi oleh tayangan percintaan beda halnya dengan dahulu. Program anak begitu mendominasi. Mulai dari program sains, program musik ataupun sinetron dan cerita anak yang sarat akan nilai positif. Entah saat ini program seperti itu tidak diminati lagi atau karena memang ide kreatif untuk membuat program semacam itu yang surut bak air laut.
Tidak mudah memang membuat program anak. Perlu kreatifitas yang besar, karena alih-alih membuat program yang baik, jika tidak diminati oleh anak-anak program ini sama seperti ruang hampa saja. Program kreatif ini juga mesti memiliki nilai edukasi yang tinggi, disajikan sederhana namun memiliki space khusus di pikiran anak-anak serta mengena. Lantas dengan cara apa menghadirkan program-program yang memiliki nilai ini?
Peranan orang tua harus besar dalam mengontrol tayangan yang ada. Jika dirasa tidak baik untuk anak lebih baik tidak ditonton. Slogan Matikan Tivi Mu pun layak kita terapkan pada saat sekarang. Namun haruskah orang tua mencari rekaman tayangan yang berkualitas di masa dahulu? Mengubek-ubek kembali gudang tua untuk menemukan tayangan yang berkualitas kembali? Atau membangkitkan kembali program-program seperti belasan tahun yang lalu yang setiap Minggu nya selalu ditaburi anak-anak berani dan kaya ide di televisi? Bernyanyi, membaca puisi, cerdas-cermat bahkan drama dan membuat kerajinan ala mereka. Sederhana, lugu dengan kekhasan anak-anak mereka.
0 komentar on "Miskin Ide Atau Miskin Peminat"
Posting Komentar