"Mbak, mas Sigit apa kabar?", pertanyaan si adek spontan membangunkan ku dari lamunan panjang ku. Entah sudah berapa jam aku larut dalam lamunanku, dan termangu duduk di sofa ruang amu itu. "Hah, apa dek?". "Itu Mas Sigit apa kabar mbak kuw sayang?"."Oww mas sigit?ngak tahu tuw mbak". "Ya ampun mbak, gubraaaaaaaaak d", cetus si adek, sambil, membanting badannya ke sofa.
Terus terang aku memang sudah tak tahu lagi kabar mantan kekasihku itu. Sejak aku memutuskan tidak lagi menjadi pacarnya, beberapa minggu yang lalu. Semuanya terkubur rapat, bahkan si bungsu yang selalu bersama ku sajha tak tahu kalau aku sebenarnya sudah putus dengan Sigit. Celetukan si Adek kembali mengagetkan ku "Tapi mbak, kemaren barusan Fara ketemu mas Sigit, biasa ajha, seperti ngak ada kejadian apa-apa gitu lo mbak". Aduw si adek, emangnya klo orang putus mesti gitu pake musuh-musuhan, batinku.
Kemaren si Tantri putus ma Andi gitu mbak, pake musuh-musuhan gitu, kok mbak ngak ya? Annneh. Ya tuhan, rupanya adikku ini terlalu kecil untuk mengetahui permasalahan yang terjadi antara aku dan Sigit. Rasa sayangku masih sangat besar untuk Sigitkuw, tetapi aku dan sigit tak dapat meneruskan rasa cinta ini karena ketidak setujuan orang tua ku akan pekerjaan si pacar.
Malam ini, udara begitu dingin kurasakan. Ujung-ujung jariku serasa beku, mulut kuw pun kelu. Tak tahu lagi apa yang harus ku katakan, kusesali atas hubungan yang sudah terjalin dua tahunan itu, lantas kandas, karena kepercayaan orang tuaku. Kadang aku merasa salah juga karena tidak menjelaskan kepada mama dari awal hubungan ku. Kenapa di saat rasa sayang ini suadah mulai besar mama baru tahu yang sesungguhnya. Bagaimana caraku untuk membunuh rasa sayang ini? Rasanya malam ini aku rindu sekali dengan nya. Ku coba dekati mama kembali, ku elus tangannya, dan ku benamkan diriku di pangkuan mama. Perlahan, aku membuka kata, "Ma, apa yang salah dengan pekerjaan pelaut???". Sontak mama terperanjat, dan menjauhkan ku dari pangkuannya. "Pokoknya mama ngak mau punya menantu pelaut Nin, tidak kah kau melihat contoh dari Papa mu? kemana berlayar, dia punya istri, akhirnya mama yang dibuat kecewa. Apa kamu mau menderita seperti mama Nin?".
Pikiran ku terpecah belah, setengahnya mengiyakan apa yang mama rasakan, setangahnya lagi bingung harus mengikuti kemana arah jalan cintaku. Aku sangat menyayangi mama. Semenjak papa meninggalkan mama, tidak lagi kurasakan kasih sayang papa. Hanya mama yang paling mengerti hidupku. Lantas, sekarang apa pantas aku tidak menuruti apa yang mama mau?, ow tuhan, beri petunjuk kemana aku harus melangkah.Malam ini ada rasa rindu, namun Ini rindu siapa, dan untuk siapa lagi?.
Sigit lelaki terindahku. Tak pernah kurasakan kasih sayang seperti kasih sayang yang Sigit berikan dari mantan-mantanku terdahulu. Namun kini pelita cinta itu harus kupadamkan, demi mendapatkan cahaya bulan dari mamaku. Masih terbayang olehkuw bagaimana Sigit dengan lapang dada menerima pemutusanku. Meskipun kulihat raut tak rela dari wajahnya, namun mulutnya sanggup berkata "Bahagiakan mama muw Nin, kelak kamu juga akan mendapatkan kebahagiaan yang sama dengan yang mamamu rasakan, biar lah aku memendam rasa sayang yang teramat dalam untukmu Nin, aku berjanji akan menjaga hatikuw, tak akan aku nodai dengan cinta yang lainnya.". Sejak saat itu, aku tak pernah lagi komunikasi dengan nya. Pikiranku hanya tertuju bagaimana untuk membahagiakan mama, karena senyum mama akan menjadi senyumku juga.
Malam ini, tak dapat kutahan rindu yang sudah membuncah untuk mantan kekasihku itu. Kekasih yang tak pernah melukai hatiku, namun harus terluka dengan cinta yang ada antara aku dan dia. Tuhan maha tahu yang terbaik untuk kita mas, batinku, namun rindu ini apa pantas masih ada di hatiku, ketika aku sudah bersuami seperti sekarang ini?
Nb: Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada pekerjaan pelaut.Apabila terdapat persamaan nama, peristiwa, adalah dengan tidak sengaja.
Jumat, 17 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Ini Rindu siapa???"
Posting Komentar