Pebaun, desa nan asri itu sudah setahunan lebih na tinggalkan. Terakhir menginjakkan kaki di Pacu jalur 2009. Kembali merasakan asri, sejuk, memasuki kebun karet, jalanan yang berbatu, menghayuk-hayuak di oto, mandi di kuantan, sungguh menjadi kenangan yang teramat indah.
Banyak hal yang membuat na rindu kepada desa kecil yang berpenduduk ramah ini. Rindu melihat indahnya kuantan di pagi dan sore hari. Rindu juga naik kompang (semacam alat untuk penyebrangan), rindu ke surau. Masih banyak lagi kerinduan yang buat na pengen balik lagi. Namun, kondisi waktu belum memungkinkan untuk datang ke sana.
Selasa, 14 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Pebaun, I Miss The Village"
Posting Komentar