Aktifitas sebagai pembaca berita memang bukan baru kali ini saja saya lakoni. Hampir tiga tahun setiap harinya saya membawakan berita di radio swasta di Pekanbaru. Namun Semalam sore, hati saya tercekut, mata saya terbelalak, pikiran saya menjadi semakin berfikir-fikir tentang berita yang menjadi Headline dalam Buletin Aktual Sore Bharabas 97.5 FM Pekanbaru. Pernyataan apa yang sudah membuat tubuh saya serasa diguncang gempa berkekuatan 9.8 SR tersebut? "Mengenai survei KPK mengenai pelayanan publik di Pekanbaru yang rendah dan pastinya, semakin membuat Pekanbaru terasa berguncang ketika Tranparansi Internasional Indonesia, menetapkan Pekanbaru sebagai "Kota Terkorup" Di Indonesia. Oh My god, seperti sebuah pukulan yang maha dasyat.
Pagi ini berita tersebut juga muncul di beberapa koran harian di Pekanbaru, tidak hanya itu permasalahn satu ini santer jadi pembicaraan hangat. Kompas.com bahkan menulis "Pekanbaru Kota Terkorup". Dari Survei TII yang dilakukan di 50 kota Pekanbaru memiliki skor terendah. Rasanya baru kemarin saya memposting pengurusan KTP yang menurut saya sudah maksimal, walau dari sebagian rekan masih saya dengar keluhan diminta dana lebih dan lain-lain. Namun ketika saya melakukan pengurusan, dana yang saya keluarkan memang hanya dana yang dipersyaratkan. Ketika kita tidak mengetahui banyak hal tentang pengurusan-pengurusan kadang kita memang ditekan, karena itu sebelum melakukan pengurusan, sedapat mungkin mencari tahu berapa biaya resmi yang mesti kita keluarkan.
Sudah menjadi rahasia umum, orang-orang dekat pejabat tinggi di Riau, menjadi pemegang kendali atas sejumlah proyek-proyek besar. Tanpa tangan -tangan lingkaran dalam itu, jangan harap proyek akan diperoleh. Tidak perlu repot menelitinya. Lihat saja proyek-proyek besar di Riau, pemenangnya boleh dikatakan perusahaan yang itu itu saja. Dia lagi dia lagi. Begitu kira-kira pernyataan di Kompas.com yang barangkali tiap kita punya penafsiran dan penilaian tersendiri mengapa Pekabaru menjadi kota terkorup versi TII. Sebagai warga kota Pekanbaru, pastinya punya harapan, kalau kedepan predikat yang bukan prestasi ini bisa pudar dari Kota tercinta ini.
Kamis, 18 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Saya Sedih Sejadi-Jadinya"
Posting Komentar