Suatu waktu aku bersama ayah, iseng untuk singgah ke warung sate kambing. Setelah lelah, lapar, lengkap sudah rasanya kepenatanku, akhirnya ayah tahu juga apa yang kumau (lirih hatiku). Bayangkan, sedari pagi aku sudah menjejakkan kaki ku di studio megah di kawasan Gobah itu (Sambil menengok ke atas seolah membayangkan sesuatu hal yang sangat krusial).
Menikmati sate kambing di warung ini, sedap sedap tak sedap (apa maksudnya ini bu?). Makanan nya sungguhlah sedap, tapi giliran ngantrinya itu yang buat tak sedap, lama sekali. Rame g ketulungan.
Sampai akhirnya....
Tengterengtengtenkkkk
Yuhuuu, sate kambing yang ditunggu-tunggu, mampir juga ke meja kami. Mmmm, This is it sate kambing (sambil menirukan gaya chef Farah Quin) gaya aku, kayak Chef Farah yang cantik itu pulak, ckckckc.
Menikmati satu tusuk, dua tusuk, tiga tusuk, empat tusuk, lima tusuk, enam tusuk, tujuh tusuk, delapan tusuk, sembilan tusuk, seouluh tusuk (ya amyuuuuuuun, sebanyak itukah makankuw?sambil geleng-geleng tak jelas). Mmm ternyata daging kambing itu enyak, enyak, enyak.
STOP!!!cukup sepuluh tusuk ajha yach. Soalnya pembicaraan kali ini bukan untuk kupas tuntas sate kambing yang enak mampus itu. Hahahaha, itu hanya cerita awal bagaimana aku tertarik dengan sate kambing...Setelah itu aku mulai mencintai kambing (eitss, bukan, bukan itub maksudkuw, aku tidak love-love kok sama kambing, masih waras nech). Mencintai kelezatan daging kambing lebih tepatnya.
Kebetulan tetanggaku, ada yang pelihara kambing. Jenggotnya panjang, badannya gemuk, warnanya hitam, matanya sipit (waduw, seperti apa itu tampang si kambing ya). G cakep, g kaya, ya lebih tepatnya kalau di dunia perkambingan ada lagu tuw buat si kambing jantan.
Dia tak tampan, tak juga rupawan, dia tak juga bergelimang harta, tapi mengapa gayanya seperti kambing star
Kambing jantan ini, udahlah sombong, mantiaaaak pulak. Uchhh, aku ajha yang kebetulan manusia muak liatnya, apalagi kambing-kambing yang lainnya ya.
Suatu hari kembali, kambing yang lain curhat ke aku. Entah kenapa sejak cinta sama kenikmatan daging kambing, aku jadi sering dijadikan tempat curhat kambing-kambing. Si kambing betina yang cantik, curhat ke aku, tentang kelakuan si kambing jantan ini. Dia bilang, dulu sebenarnya si kambing jantan tidak begitu kelakuannya, tapi sejak si kambing jantan punya jabatan wokeh di dunia kambing, gayanya sengak gitu mbak, ungkapnya ke aku. Aku hanya tersipu-sipu menanggapi curhatan si kambing cantik ini.
Dengan semangatnya si kambing cantik kembali memulai bercerita, sembari menarik nafas panjang-panjang (sempat kuatir aku, kalau-kalau si kambing akan melahirkan tapi g mungkin, g mungkin, g mungkin, si kambing ini hamil di luar nikah, ow itu sungguh tak mungkin, kalaupun iya, itu namanya sungguh TERLALU), ckckckckc.
Eh tau g mbak? (si kambing kembali membuka pembicaraan). g, kujawab, ya jelas g lah mbak, saia kan belom cerita. Ya ceritaaa lah, silahkan, monggi mbak mbing. Dulu si kambing jantan ini, beberapa tahun yang lalu ngejar-ngejar saia mbak, Aku penasaran untuk menanyakan kenapa ya si kambing cantik dikejar-kejar si kambing jantan. Kamu punya hutang mbing sampai dikejar-kejar si jantan? Bukan mbak, dikejar-kejar cinta gitu mbak, kayak mbak yang dikejar-kejar Mas Sigit. Mampus aku, rupanya ketenarankuw sudah menjalar-jalar sampai ke dunia kambing. SEbegitu famous kah aku???(is, matilaaaaaaaaah). Sankin saltingnya aku dengan si kambing cantik yang selalu memperhatikan kisah cintaku...aku hanya bisa bilang...oooo....
Trus kan mbak, si kambing cantik, menyambung kembali ceritanya yang tertunda, dia kan kejar-kejar saia kan mbak, tapi saia kan g mau mbak sama dia, tapi kan g level gitu saia kan mbak dengan dia. Ya kan mbak? ooo...iya iya, lanjutkuw singkat. Pokoknya saia tuw g punya rasa sikitpun sama si kambing jantan satu itu mbak, jenggotnya ajha yang panjang, lebihnya g, akalnya pendek. Lagian, kalau di dunia manusia kan ada istilah chemistry tuw ya mbak, nah saia g ada chemistrynya sama si jantan itu. Makanya saia tolak ajha cintanya. Tapi dia kejar-kejar terus saia mbak, maklumlah kan mbak, saia ini cantik, pinter, pokoknya kelasss lah di dunia kambing (waduw, ne kambing betina, kok narsishnya ngalah-ngalahin aku ya, tapi biarlah situ).
Bertahun-tahun mbak si jantan itu mengejar cinta saia, sampai akhirnya baru beberapa bulan ini saia luluh juga dengan pengorbanan cintanya dan usaha kerasnya untuk mendapatkan cinta saia. Lagian sekarang kan saia g punya pacar, kan saia udah putus tuw mbak dengan si Ronatino kambing yang dipojokan gang itu mbak. Jadi kan saia jomblo, dalam hati saia kan mbak, g ada salahnya saia terima si kambing jantan, itung-itung sebagai pelarian sakit hati saia dan kesedihan saia lah. Ketika dia nyatain cintanya kembali ke saia, ya saia terima mbak (o alah ternyata di dunia kambing ada juga lah kisah cinta yang rumit seperti ini).
Trus? Trus? Trus? (sekarang gilirankuw yang semangat abis).
Sehari berjalan kisah kami mbak, saia kok jadi benci gitu ya ma dia. Habisnyadia itu norak, malu saia kalo di bawak jalan sama dia. Trus dia tuw gombal gitu, rasanya mau muntah sajha saia kalau dengar dia menggombal ke saia. Ya saia bilangin de, saia g sukak yang
kayak-kayak gitu, bete saia mbak. Habis itu dia marah sama saia mbak, dibilangnya sama saia "Mau kamu tuw apa sich?semua yang saia lakuin salah ajha smuanyanya". Tapi emang mbak, yang dia lakuin, nurut saia ya emang salah.
Ya sebulan dua bulan, saia mulai ngeliat gelagat kurang enak dari dia mbak, eee ternyata dia selingkuh gitu mbak, sama si Lingga tuw, kambing yang giginya berlapis-lapis itu (hahaha, kambing ada juga tow gignya berlapis, jarang ku perhatikan soalnya, pengen ngash saran supaya pake kawat gigi ajha, tpi mahal ya, ckckckc).Ya saia g terima lah mbak, kurang ajat dia itu sama saia mbak,melecehkan saia dia itu namanya mbak. Masa se dia selingkuhin dengan kambing jelek gitu, mending sama yang cantik dari saia, saia bisa berlapang dada (jihaaaaaaa, kambing bisa pulak pake berlapang hati), ne ndak mbak. Emang sich kalau dilihat-lihat si jantanitu g cocok sama saia mbak, saia ketinggian levelnya untuk dia mbak. Dia itu jaaaaaaaaaaaaaaaauh lah, emang sich lebih cocoknya dia sama si kambing jelek itu, tapi kenapa jugak dulu dia berani-beraninya ngejar-ngejar cinta saia ya mbak.
Ya sudahlah mbing, mungkin dia belum yang terbaik untuk kamu (gayaku seperti sok dewasa ajha). Trus apa ne yang bisa mbak lakuin untuk mengobati rasa kecewa dan sakit hati kamu mbing?saia itu ya mbak pengennya si kambing jantan itu cepat-cepat ajha di sate...Mbak suka sate kan mbk? (nah lo, dari mana pulak si kambing ini tau aku suka sate ya?)
Mbak, udah gajian kan mbak?saia maunya mbak beli tuw kambing jantan yang sombong, mabk buat sate, ITU MAU SAIA MBAK, please mbak, please mbak.
Selepas mendengarkan curhat si kambing cantik, aku mendadak kasian dengan si kambing cantik. Ku hitung kembali sisa gajikuw untuk bulan ini. Kurasa uang ini cukuplah untuk menebus si kambing jantan yang songong itu, demi melepaskan sakit hati si kambing cantik. Baiklah cantik, akan ku balaskan dendammu pada si kambing jantan, dengan menjadikannya hidangan lezat di meja makankuw. Akan kutunaikan tugasku padamu kambing cantik, kan kita sama-sama wanita, aku tau gimana kecewamuw.
Ya kan? Ya kan?
Jumat, 11 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Aku dan Kambing Jantan Tetanggaku"
Posting Komentar