Sedich rasanya ketika mendengar pernyataan dari temen "Hah film Indonesia? g ada bagus-bagusnya". Ya Tuhan, masa sech hasil karya temen-temen ngak ada penghargaan sedikitpun dari si temen saia ini. Antipati dia dengan film Indonesia. Malah sedikit mencibir saia yang suka mengkoleksi film Indonesia. "Apa bagusnya film Indonesia?". Buat na film Indonesia sangat bagus, syarat akan nilai-nilai sosial, kecuali film horornya ya (pendapat pribadi). Kalau film horor, na sich juga ngak minat nontonnya (hehehehe).
Film dilahirkan sebagai tontonan umum pada awal tahun 1990-an, karena semata-mata menjadi alternatif dunia bisnis besar jasa hiburan. Namun seiring perkembangan zaman, paradigma ini berkembang, apresiasi seni menjadi salah satu tujuan pembuatan film.
Di tahun 2000-an perkembangan ini semakin nyata, diawali dengan film Petualangan Sherina dengan drama musikalnya, dilajutkan tahun 2001 dengan film Pasir Berbisik, di tahun 2002 dengan film Ada Apa Dengan Cinta. Semakin ke atas, semakin dahsyat perkembangan film Indonesia.
Film-film Indonesia, semakin menajamkan kukunya, sebut saja film 30 Hari Mencari Cinta, Love, Berbagi Suami, Mereka Bilang Saya Monyet, Opera Jawa, Jermal dan lainnya. Semua film yang dihadirkan punya taste yang berbeda, namun semakin ke depan film Indonesia semakin syarat akan nilai-nilai sosial, sebut saja film yang baru hadir "Tanah Air Beta", "Minggu Pagi Di Victoria Park". Tidak hanya menarik dari segi cerita, akting pemain juga all out, belum lage, efek yang dihadirkan juga cihuy maruhuy. Intinya team untuk film-film yang dhadirkan sudah paten-paten lah.
Saatnya film Indonesia bangkit, mudah-mudahan temen-temen movie maker semakin keren karyanya, dan masyarakat Indonesia juga semakin mencintai karya anak-anak bangsa. Semoga
Sabtu, 26 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Siapa Bilang Film Indonesia Ngak Mutu"
Posting Komentar